PabrikMinyak Kelapa Sawit merupakan industri yang sarat dengan residu pengolahan. PMKS hanya menghasilkan 25-30% produk utama berupa 20-23% CPO dan 5-7% inti sawit kernel.Sementara sisanya sebanyak 70-75% adalah residu hasil pengolahan berupa limbah.Berdasarkan mutu limbah tersebut, setiap PKS wajib mengelola limbah cair tersebut. NomorFax : Medan (061) - 452 0029. Email : sumindosom@gmail.com. Status Permodalan : PMA. Bidang Usaha : Pabrik Kelapa Sawit (PKS) SK Amdal Yang disetujui : Surat Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bengkulu Utara Nomor 660.1/019/I/BLH/2009 tahun 2009 perihal Rekomendasi UKL-UPL Pabrik CPO. Penanggung jawab : Oktarianto. PemanfaatanLimbah Cair Sebagai Pupuk Cair. Limbah cair yang dihasilkan dari pabrik kelapa sawit berasal dari proses klarifikasi dan proses hydrocyclone sekitar 0,65 ton/ton TBS. Limbah cair ini memiliki BOD antara 20.000 - 30.000 ppm dan pH antara 4-5, sehingga harus diolah agar sesuai persyaratan baku mutu. Limbah cair ini terdiri dari Limbahcair dalam sistem kolam terdiri dari beberapa tahapan yaitu : - Kolam Pendinginan Limbah cair pabrik kelapa sawit memiliki temperatur 75 - 900 C. Agar proses dekomposisi secara biologis berlangsung maka temperaturnya diturunkan hingga 370 C dengan mengatur pH antara 7.0 - 7.5 untuk menghindari bau yang . Pabrik IPAL pabrik kelapa sawit secara konvensional masih menggunakan kolam cooling pond, mixing pond dan anaerobic pond. Hasil dari pengolahan limbah cair ini untuk pupuk cair atau Land application. 24 Jan, 2020 0 IPAL atau Installasi Pengolahan Air Limbah, pada Pabrik Kelapa Sawit. Berlangsung melalui beberapa tahap secara umum yakni, pendinginan, pencampuran, dan penguraian. Pendinginan Pada proses pendinginan, yakni sludge atau limbah murni dari proses pengolahan pabrik yang disini diproduksi dari stasiun klarifikasi. Limbah sludge ini dipompakan ke kolam Cooling Pond. Kolam ini untuk mendinginkan limbah sludge tadi dari suhu awal 85 - 95 derajat celcius sampai dengan menjadi suhu akhirnya 40 - 45 derajat celcius. Tujuan pendinginan ini yakni ketika limbah sludge ini dicampur dengan anaerobik harapannya bakteri-bakteri yang ada didalamnya tidak mati karena kepanasan. Mengapa itulah limbah sludge ini perlu didinginkan sampai dengan suhu akhir 40 - 45 derajat celcius. Biasanya ditahan selama 24 jam lamanya untuk mencapai suhu tersebut. Lantas, hal yang perlu diperhatikan didalam kolam Cooling Pond ini adalah tidak boleh ada kandungan minyak sedikitpun di kolam ini, jika ada segera lakukan pengutipan minyak semaksimal mungkin. Percampuran Jika sudah memenuhi semua parameter didalam kolam Cooling Pond, maka langkah selanjutnya adalah proses pencampuran. Pada proses ini dilakukan di kolam Mixing Pond. Langkah-langkahnya seperti berikut ini Yang pertama, membuat ratio yang tepat dan tidak fluktuatif. Maksudnya adalah proses percampuran yang terjadi di kolam Mixing Pond ini sumbernya berasal dari sludge yang ada di Cooling Pond dan sludge yang sudah terurai oleh bakteri dari kolam Anaerobic Pond. Proses percampuran ini dilakukan secara bersamaan. Jika menggunakan ratio 11 maka, jika dari Cooling Pond sebanyak 100 m3, maka dari Anaerobic juga harus 100 m3. Kemudian jika proses percampuran telah selesai, proses penahanan selama 24 jam seperti pada proses pendingan. Baru kemudian di feeding kan ke kolam Anaerobic sampai habis. Penguraian Pada proses penguraian, bakteri bekerja dengan membutuhkan sedikit oksigen. Karena bakteri Mesofelic ini akan aktif dengan kandungan oksigen yang sedikit. Selama proses penguraian, parameter yang harus dikontrol antara lain adalah PH harus lebih diatas 7 VFA kurang dari 2000 ppm Alkalinity lebih dari 4000 ppm Ratio VFA/Alkalinity kurang dari 0,25 Didalam pengoperasian kolam Anaerobic Pond ini, Operator harus memahami fungsi HRD High Rate Digestion yang berfungsi mempercepat bakteri untuk memakan makanan sehingga perombakan BOD lebih cepat. Unit Kolam Jumlah unit kolam untuk masing-masing pabrik ditentukan dengan Throughput atau kapasitas olah pabrik tersebut. Disini yang akan dicontohkan adalah pabrik dengan kapasitas olah 45 Ton per Hari. Cooling Pond terdiri dari 2 unit kolam Mixing Pond terdiri dari 2 unit kolam Anaerobic Pond terdiri dari 3 unit kolam Pemanfaatan IPAL Satu-satunya industri yang menghasilkan limbah bermanfaat adalah pabrik pengolahan Kelapa Sawit. Tidak ada satupun hasil dari pengolahan kelapa sawit ini yang tidak terpakai atau terbuang percuma. Misalnya adalah Tankos atau Tandan Kosong yakni TBS yang sudah direbus kemudian dirontokan brondolannya, itu disebut Tankos. Tankos ini fungsinya untuk pupuk organik bagi tanaman kelapa sawit. Jadi Tankos dimanfaatkan kembali untuk menjadi pupuk organik di kebun. Dan hasil dari IPAL pabrik kelapa sawit ini digunakan untuk pupuk cair organik, yang menurut penelitian, hasil limbah cair dari pabrik kelapa sawit ini kaya akan urea yang tentunya bisa menyuburkan tanaman kelapa sawit. Proses ini dikenal dengan Land Application. Terimakasih sudah membaca pengetahuan singkat tentang IPAL yang ada di Pabrik Kelapa Sawit. Amri Blog ini adalah buku diary sekaligus tempat untuk berbagi ilmu pengetahuan yang saya ketahui. Meskipun tulisan saya masih belum rapi dan baku tapi akan selalu saya perbaiki waktu demi waktu agar para pembaca kian betah berkunjung. Selamat membaca. STANDAR LAND APLIKASI LA Land Aplikasi LA limbah cair dari Pabrik Kelapa Sawit merupakan salah satu penyumbang Hara bagi Pertumbuhan dan Perkembangan Kelapa Sawit. Banyak perkebunan melaporkan produksi di blok-blok yang terdapat aplikasi limbah cair cenderung lebih tinggi dimana terdapat kenaikan yang signifikan dari berat Janjang BJR dan juga ketersediaan Jjg/pkk yang tinggi. Agar dapat memahami dan dapat memfungsikan LA ini dengan baik maka beberapa hal standar terkait Land Aplikasi kami gambarkan sebagai berikut. Dosis Limbah Cair POME yang optimum untuk satu Ha luasan adalah 750 ton /Ha/tahun, dengan Rotasi dalam satu tahun adalah 3 rotasi, sehingga dalam satu rotasinya didapatkan dosis 750 ton 3 R = 250 ton per Ha per rotasi. Ukuran kolam Flatbed standar adalah 3,2 m x 2,4 m x 0,5 m Panjang x Lebar x Dalam dimana kedalaman 0,5 m merupakan kedalaman areal perakaran. Total kapasitas Flatbed = 3,84 m3 1 m3 = 1 ton Jika dibutuhkan 250 ton/Ha per Rotasi, maka kebutuhan Flatbed per Ha adalah = 250/3,84 = 65 66 Flatbed/Ha Volume limbah dari satu ton TBS Olah adalah = 65 % Kapasitas olah per jam = 60 ton per jam Waktu olah rata-rata dalam satu hari = 18 jam per hari kerja Limbah yang dihasilkan adalah = 60 ton/jam x 18 jam x 65% = 702 ton limbah cair/Hari = 702 x 300 = ton limbah cair/Tahun Luas Land Application LA yang dibutuhkan seluas = ton limbah cair/Tahun / 750 ton/Ha/Tahun = 281 Ha Limbah Cair POME yang digunakan untuk Land Application LA mengandung unsur hara antara lain o N Nitrogen = 450 mg/L Beberapa sumber menyebutkan 500 – 900 mg/L o P Phosphate = 80 mg/L Beberapa sumber menyebutkan 90 – 140 mg/L o K Kalium = mg/L Beberapa sumber menyebutkan – mg/L o Ca Calsium = 200 – 400 mg/L o Mg Magnesium = 215 mg/L Beberapa sumber menyebutkan 250 – 350 mg/L Kandungan pupuk Makro dalam POME ini setara dengan aplikasi pupuk NPK sebesar 12,19 kg/pkk dengan syarat BOD Limbah Cair yang digunakan sebesar mg/L BOD yang dibutuhkan untuk LA = – mg/L. Ini menghemat kurang lebih 3,3 Milyar jika fungsi Land Aplikasi menggantikan Pemupukan Reguler Anorganik. Jika Pabrik Kelapa Sawit PKS baru dapat memberikan POME dgn BOD saat ini = 800 mg/L, maka manfaat setara NPK yang diterima pokok pada areal Land Aplikasi Kebun adalah = 800 / x 12,19 kg/pkk = 2,4 kg/pkk Ditambah dengan “Ketersediaan Air untuk Proses Fotosintesis” Dalam Evaluasinya, PKS yang masih menggunakan “single feeding” dalam memberi umpan bakteri, sebaiknya menggunakan “Multi feeding” Untuk aplikasi yang lebih baik, Kawal Aplikasi Land Aplikasi di Kebun Anda dengan Baik Pupuk yang baik adalah Telapak Kaki Planter yang menyusuri pokok demi pokok

kolam limbah pabrik kelapa sawit